_ALAT PELINDUNG DIRI (APD)_
Masa Kecil
Bagian satu
Cikereteg 1980-an
Bagian satu
Cikereteg 1980-an
Suatu kehormatan berada dilingkungan rumah yang aku kategorikan baik, bayangkan saja keluargaku hidup di lingkungan pasar, dunia yang biasa orang bilang kotor karena fakta atau dunia rawan bagi anak-anak dan pertumbuhannya.
Bapak ku bukanlah seorang ustadz atau tokoh masyarakat di kampung, namun bila keduanya bertemu maka akan sedikit membungkuk.
Yah bapak ku orang yang sedikit dermawan di zamannya.
Bapak ku bukanlah seorang ustadz atau tokoh masyarakat di kampung, namun bila keduanya bertemu maka akan sedikit membungkuk.
Yah bapak ku orang yang sedikit dermawan di zamannya.
Bapakku orang yang sangat keras dalam mendidik anak, usiaku blm lah 4 tahun tapi sudah di sunat, hal yang jarang di lakukan di kampung ku, biasa ya menginjak usia kisaran 6 keatas.
Aku adalah lelaki pertama di keluarga
Tahu sendirilah, tanggung jawab nya sangat besar
Makanya, aku dididik sendiri dari tangan bapakku
Tahu sendirilah, tanggung jawab nya sangat besar
Makanya, aku dididik sendiri dari tangan bapakku
Aku sempat mengeluh anak seusiaku harus mengikuti jadwal belajar bapak, walau cuma habis subuh, habis duha dan setelah maghrib, selalu bercengkrama dengan juz 'amma kalau di kampung ku namanya "tuturutan", selama setahun, untuk sholat aku di ajar oleh malaikat tanpa sayapku bersama nada mesin jahitnya.
Usia 4 tahun ini keren banget, di usia ini aku telah melakukan pemberontakan karena malasku untuk mengaji, dan seusiaku ini telah bisa memikirkan tentang rencana kabur alias melarikan diri, dan berlindung di sebuah pabrik kerupuk di kampung, aku tak pernah di cari bapak ku, hanya lapar yang membuat aku harus berlindung di pelukan mamah.
Kehidupan pasar membuat bapak selalu waspada, dan usia ku baru 5 tahun, akhirnya aku pertamakalinya memiliki seorang guru di muka bumi ini selain mamah dan bapakku, dulu nama sekolah nya Sekolah Agama Ajengan Syafei tepat nya di cibolang, yang menurut ku sangat jauh untuk cuma ngaji saja, kadang membuatku lelah dan lebih memilih ngaji dengan bapak, namun karena indahnya bercengkrama dengan Al-Qur'an di usiaku, walau jauh aku jalani.
Aku sempat bertanya sama bapak,
" pak, mengapa aku harus ngaji tiap hari, dan mengulang setiap ba'da subuh?.."
Ayah menjawab: Al-Qur'an adalah pelindung bagi setiap manusia, dan petunjuk bagi orang beriman, yang akan melindungi diri kita dari kemungkaran.
Jadikan Al-Qur'an sebagai alat pelindung dirimu nak, yang bisa mencegah engkau berbuat maksiat, dan ketika engkau menjaga Al-Qur'an maka hakikat ya Al-Qur'an lah yang menjagamu.
" pak, mengapa aku harus ngaji tiap hari, dan mengulang setiap ba'da subuh?.."
Ayah menjawab: Al-Qur'an adalah pelindung bagi setiap manusia, dan petunjuk bagi orang beriman, yang akan melindungi diri kita dari kemungkaran.
Jadikan Al-Qur'an sebagai alat pelindung dirimu nak, yang bisa mencegah engkau berbuat maksiat, dan ketika engkau menjaga Al-Qur'an maka hakikat ya Al-Qur'an lah yang menjagamu.
Sampun
Mengenang Almarhum Bapak